Jumat, 04 Mei 2012

mengenang...

Mengenang...

Sayup-sayup masih terdengar suara "wa..wa..wa.." yang seakan menjauh darinya. Sementara angin dan kantuk berusaha membujuk matanya agar terpejam, diletakkan pulpenya yang telah kosong tintanya. Masih terdengar sayup suara-suara yang semakin menjauh dan akhirnya mata tak dapat melawan paduan kantuk dan sentuhan angin nan lembut. Tertidur, bergumam pelan "Suasananya persis waktu itu". Tidur dan suasana telah membawanya pada ingatan 4 tahun silam yang tersimpan rapi. Saat pergantian guru pendalaman materi persiapan ujian akhir. Persis. Saat inipun ia sedang menunggu dosen pengganti pendalaman materi untuk ujian akhirnya yang tinggal menghitung hari.

seperti mimpi yang seolah nyata, ia telah dihadapkan pada kejadian 4 tahun lalu. Saat menunggu guru pengganti, kantuk luar biasa tak dapat ditahannya, didukung dengan cuaca yang sangat bersahabat dengan tidur. Setelah usai pendalaman materi persiapan ujian akhir fisika, dengan pasrahnya ia membiarkan angin membelai lembut wajahnya, dan menuruti kantuk untuk memanjakan kepalanya di atas meja kemudian matapun terpejam. Suara-suara yang seakan jauh terdengar tak begitu lama, kemudian hening. Bisikan lembut menyentuh telinganya "Bangun" . Masih dengan mata terpejam ia menjawab, "Guru fisika itu udah datang?" . kemudian suara itu berbisik lagi, "sudah". Sambil mengucek mata ia bergumam lagi, "ko suara lo kaya cowo sih?" . Masih dengan bisikan lembut, suara itu menjawab lagi, "Iya, Karena memang saya seorang pria". Ia pun menoleh kaget. Kagetnya bertambah 2x lipat ketika melihat sosok pria bersuara lembut itu. Sosok muda yang sangat mempesona, Terlihat sangat pintar dengan kacamata Frame segi empat full, keren. Setelah ersadar dari rasa shocknya, ia pun bertanya dengan pelan, "Siapa kamu?" . Pria itu menjawab, "Saya yang akan mengajar fisika di kelas ini sampai Ujian akhir tiba" kemudian tersenyum sebelum menuju papan tulis. Senyum yang sangat manis. Farish Syahputra, nama sosok keren itu. Ia masih tertidur sambil tersenyum dengan mimpi tentang kenangannya. 

Mimpinya berganti ke kenangan indah lainnya. Farish menaruh hati padanya, dan dengan sabar selalu membimbingnya dalam menyelesaikan soal-soal rumit fisika. Ia senang karena ternyata perasaan lebihnya terbalas. Namun sayang, semua berakhir bersamaan dengan berakhirnya Ujian Nasional. Senyum dalam tidurnya berganti dengan raut sedih dan setetes air mata. Farish pergi entah kemana tanpa kabar apapun. Tanda tanya tak pernah hilang dalam benaknya. Ia merasa sakit, namun tak pernah berpikir untuk melupakannya, Ia menunggu. 

Angin lembut masih membelainya, suara-suara yang terdengar jauh sekarang kian terdengar dengan jelas. Matanya masih tetap terpejam, kemudian terdengar bisikan lembut yang sangat ia ingat dengan baik "Bangun" . Ia bergumam, masih dengan mata terpejam "Mimpiin lagi, jelas banget sih suaranya".  Suara lembut itu menjawab "Mimpi apa?" . Dengan malas ia membuka mata dan menoleh menuju sumber suara itu. Ia terkejut, sama terkejutnya seperti 4 tahun yang lalu. Farsih telah berdiri di depannya dengan senyum yang belum berubah. Manis. Kemudian Farish menuju papan tulis, menuliskan namanya sambil berkata "Saya akan mengisi materi fisika dasar 1 dan 2 sampai ujian akhir kelulusan tiba" .

Tidak ada komentar:

Posting Komentar